Kamis, 04 Juni 2015

Dibawah dan diatas bentang bintang-bintang

12 Ruwah-1948 Ehe, Sengara Langkir

kotak putih dalam hitam,
diatas lautan bintang yang berkelap-kelip menepuk-nepuk cahaya malam, 
dibawah bintik-bintik kesetiaan cahaya langit yang memuja rembulan.

Sebuah penyatuan dari perbedaan
sebuah tangan yang berlumuran lumpur, namun menggenggam untuk berjalan.
sebuah....


kisah yang dimulai tanpa rencana...
kisah yang dimulai dari rencana yang dipercepat...
kisah dengan kasih.





879Mdpl
GK,31/5/15

Ada romantika di bagasi aceng

today's, June 5th 2015.

Dimulai dari 2 hari yang lalu sebelum hari ini. Besi putih tua dengan usangnya mampu memantulkan semburat jingga ditengah hijaunya persawahan yang dibelah oleh lurusnya angan dalam jalan menuju rumah. Ya, vespa putih tua setiap minum air harus dengan oli, ah sudahlah anggap saja itu namanya aceng.

Pertama kalinya ku cumbui si putih usang sejauh itu, dengan antusias seantusias kopling yang menekan lantas stang memutar mengoper gigi dibarengi kebul putih dari samping bawah bagian kiri. Ke'selow'an dan kenikmatan dalam kelambatan irama mesin dan knalpot khasnya membuat aku merasakan kemelayangan hasart dalam semburat, ohh.......

anganku mulai berantakan, melepaskan ikatannya dari dalam otak, mulai terbang, Apalagi ada seutas tali yang bergelombang lalu ketika aku mulai menikmatinya aku akan ditenggelamkannya dalam ujung yang 'spiral' membawa dunia menjadikan dunianya.

balik lagi ke aceng nih,
aceng memang romantis.
aceng memang suka ngadat
aceng memang bikin tangan pegel
aceng memang bisa terbang
aceng memang paling bisaaaa...

aku cuma inget tentang sebuah mawar merah
saat aku jalan bareng aceng
tapi tak ada yang pernah tersambung tentang apa yang bisa kusambungkan dari keduanya.
Namun tiba-tiba..........
.
.
.
aceng mogok....
ini aceng bikin was-was malah hampir gue nangis.. haha
udah deh, intinya setelah tanganku lebih bercinta lagi dengan aceng tiba-tiba....
.
.
.
.
tiba-tiba.....
aku nemuin si aceng bercinta sama mawar merah.. yeeeey
bau badanku yang belum mandi seminggu, kalah sama bau gambaran rasa cinta mereka berdua.

Doi, bukan aceng, bukan mawar merah, tapi doi. D O I.
satu figur baru dalam kisah aceng dan mawar merah,
Akan aku tuangkan dalam skenario aceng bercinta dengan mawar merah
yang disutradarai oleh kolaborasi rasa, hati dan perasaan, diproduseri oleh keantusiaan dan sepenihnya didukung oleh cinta.

Coming soon at somewhere between Jombor Station - Code boarding house.
Staring:
Aceng (vespa yang banyak pacar tapi yang punya jomblo)
Rose ( Hal baru yang mengindahkan indah)
Doi ( mata yang bergelantungan membawa ke ujung spiral yang menyepiralkan hati).




Dipersembahkan untuk
#AdalahKekasihku
YK-5/6/15


Diam

Diam, Apakah kita harus menganggap gunung sebagai tempat  ibadah agar terbebas dari sampah dan tetap suci? Apakah kita harus...