Diam,
Apakah kita harus menganggap gunung sebagai tempat
ibadah agar terbebas dari sampah dan tetap suci?
Apakah kita harus memandang lereng dan merasakan
susahnya jadi petani agar berhenti mengotori?
Apakah perlu kita menghadapi gemuruh halilintar yang
bersahutan tanpa henti agar mengerti arti sunyi?
Apakah harus kita duduk setia menunggu sampah yang tercerca
diurai bakteri tanpa henti entah berapa lama,
agar kita paham arti peduli dan merendah diri?
Seberapa besar lagi bendera yang harus dikibarkan,
agar kita mengerti apa itu arti saling menghormati??
Jogja, 5 Agustus 2017
*Merah putih berkibar di jalur pendakian Gunung Merbabu via Suwanting, in frame Gunung Merapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar