Jumat, 20 Maret 2015

Awan Senja

Hey, kau layang-layang manis yang sedang menikmati senja
Dikendalikan oleh garis cakrawala
Kau yang tak pernah takut terombang-ambingkan oleh angin dan dingin yang merapuhkanmu.
Aku tau, ada manusia dibawah sana yang mengendalikanmu,
menali jantungmu berdalih keseimbangan.

Ya, aku adalah burung kecil yang tersasar lantas mengikutimu.
Aku melihat kau terbang.
Aku melihat kau menyatu dengan apa yang ada didalam matamu, senja.
Yang seolah terus berkata, dan meyakinkan tentang  perbedaan, tentang senja yang menenangkan dalam kalut perjalanan hidupmu, sampai-sampai seolah kamu salah satu alasan kenapa senja muncul.
Aku yang masih tetap mengepakkan sayap rapuh disebelahmu, bukankah suatu saat nanti juga akan patah?
Atau tidak akan putuskah benang yang terbias cakrawala yang mengendalikanmu itu?
Atau kertas-kertas bekas tulisan yang  membalutmu, tak akankah robek??

Maka, biarkanlah aku sesekali turun
Mengais jerami juga belukar
Dan biarkan aku kembali lagi terbang ke awan
Membangun tempat sederhana diatasnya
Melatihmu terbang
Hingga...
Jika tak ada lagi benang kau masih tetap terbang
Jika tak ada lagi sayap akupun masih tetap tinggal
Bersamamu

Menikmati senja. 



Sewon 20/21 Maret 2015 11:59/00:01

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diam

Diam, Apakah kita harus menganggap gunung sebagai tempat  ibadah agar terbebas dari sampah dan tetap suci? Apakah kita harus...