Senin, 28 November 2016

PULANG (Tulisan Pertama)

... Aku tahu arah kemana aku pulang

Jangan tanyakan aku akan lewat jalan yang mana

Aku lebih berharap, tentu saja jika kau mau, kau bilang “sudahkah kau menemukan jalan pulangmu?”
Dan jika kau memang mau, tentu saja aku akan menjawab

“belum”,

tapi akan kuceritakan padamu suatu kisah.

Kau tahu mandi?,

ya tentu saja kau tahu, biarkan saja aku konyol dan akan kuteruskan pertanyaanku. Mungkin kau sudah tahu arah pembicaraanku, tentang pulang, tentang rumah, tentang kembali, tentang tempat terakhir dan tentang menikmati. Kulanjutkan pertanyaanku,

“Kau pernah mandi dalam sehari lebih dari dua kali??”

Tentu saja kau akan menjawab “pernah”, mungkin disela rutinitasmu kau kehujanan, berkeringat atau harus pergi kondangan ke beberapa tempat berbeda. 

Kusambung pertanyaanku,

“Bagaimana tentang tidak mandi??, pernahkah kau mandi sekali dalam dua hari atau lebih??”
Aku sangat menikmati ekspresi konyolmu mendengar pertanyaanku, cepat-cepat kutilang perjalanan perintah dari otakmu kepada mulutmu, “tidak usah kau jawab pertanyaanku ini, tadi aku bilang aku akan bercerita”.

Aku masih bertanya-tanya kenapa rumah akan identik dengan bangunan fisik, ada atap, ada tembok, ada ruang dan ada kunci bahkan kamar mandi. Tapi sejauh yang ku ingat, aku pernah bersepakat pada pemikiran-pemikiranku bahwa aku telah menghibahkan pada mereka otakku sebagai rumah mereka. Juga saat aku melihat rindu yang berjalan sedih dan meninggalkan cerita tragis dari jejak-jejaknya, saat itu aku iba dan kuserahkan hatiku untuk menjadi rumahnya....


...bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diam

Diam, Apakah kita harus menganggap gunung sebagai tempat  ibadah agar terbebas dari sampah dan tetap suci? Apakah kita harus...