... Aku tahu arah kemana aku pulang
Jangan tanyakan aku akan lewat jalan yang mana
Aku lebih berharap, tentu saja jika kau mau, kau bilang
“sudahkah kau menemukan jalan pulangmu?”
Dan jika kau memang mau, tentu saja aku akan menjawab
“belum”,
tapi akan kuceritakan padamu suatu kisah.
Kau tahu mandi?,
ya tentu saja kau tahu, biarkan saja aku konyol dan akan
kuteruskan pertanyaanku. Mungkin kau sudah tahu arah pembicaraanku, tentang
pulang, tentang rumah, tentang kembali, tentang tempat terakhir dan tentang
menikmati. Kulanjutkan pertanyaanku,
“Kau pernah mandi dalam sehari lebih dari dua kali??”
Tentu saja kau akan menjawab “pernah”, mungkin disela
rutinitasmu kau kehujanan, berkeringat atau harus pergi kondangan ke beberapa
tempat berbeda.
Kusambung pertanyaanku,
“Bagaimana tentang tidak mandi??, pernahkah kau mandi sekali
dalam dua hari atau lebih??”
Aku sangat menikmati ekspresi konyolmu mendengar
pertanyaanku, cepat-cepat kutilang perjalanan perintah dari otakmu kepada
mulutmu, “tidak usah kau jawab pertanyaanku ini, tadi aku bilang aku akan
bercerita”.
Aku masih bertanya-tanya kenapa rumah akan identik dengan
bangunan fisik, ada atap, ada tembok, ada ruang dan ada kunci bahkan kamar
mandi. Tapi sejauh yang ku ingat, aku pernah bersepakat pada pemikiran-pemikiranku
bahwa aku telah menghibahkan pada mereka otakku sebagai rumah mereka. Juga saat
aku melihat rindu yang berjalan sedih dan meninggalkan cerita tragis dari
jejak-jejaknya, saat itu aku iba dan kuserahkan hatiku untuk menjadi rumahnya....
...bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar